“Sikap-sikap kewirausahaan ini penting karena teman-teman disabilitas ini rentan dengan segala emosi, dengan kondisi mental mereka. Kadang ketika mengembangkan bisnis, mereka rentan putus asa, menyesal, misalnya dalam minggu ini pendapatan bagus lalu minggu depan menurun, teman-teman ini emosinya rentan, sehingga di training seri 2 ini kami menekankan sikap-sikap kewirausahaan ini. Harapannya, setelah pelatihan selesai, teman-teman ini akan membawa pulang lembar kerja mereka untuk memantau sikap-sikap kewirausahaan mereka setiap hari,” ujarnya lebih lanjut.
Rudolf, salah seorang peserta pelatihan KUBIK seri 2 di sela-sela kegiatan tersebut menjelaskan sejumlah perkembangan yang dialaminya dalam berwirausaha setelah mengikuti dua seri pelatihan wirausaha bersama Yayasan Ayo Indonesia.
“Kami bersyukur, dengan bantuan fasilitas yang ada, kami bisa akses ke lembaga keuangan. Sebelumnya yang hanya bisa satu jenis usaha, sekarang setelah mendapat bantuan pinjaman, usaha saya sekarang sudah bertambah. Pelatihan kali ini juga mendorong kami untuk lebih memahami cara-cara membangun usaha dengan baik. Jadi kami mendapat banyak manfaat, baik dari pelatihan kali ini maupun pelatihan sebelumnya,” ujar Rudolf.
Modal dan Akses Lembaga Keuangan Bagi Penyandang Disabilitas
Melihat perkembangan hasil pelatihan KUBIK seri sebelumnya, Jerry Santoso menjelaskan hasil pelatihan kali ini akan dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan kelompok, coaching business, dan monitoring. Pelatihan seri sebelumnya juga telah menghasilkan wirausahawan yang berhasil secara ekonomi.
Salah satu manfaat yang diterima penyandang disabilitas dalam pelatihan tersebut adalah bantuan modal usaha.