Ruteng, RMMedia – Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai mengungkapkan nilai Pancasila sudah hidup dalam kebudayaan lokal Manggarai. Hal tersebut dikatakan Pigai dalam kuliah umum di Universitas St. Paulus, pada Rabu (20/5/2025).
Kegiatan yang bertajuk ‘Pembangunan HAM di Indonesia‘ tersebut merupakan rangkain puncak dalam rangka peringatan dies natalis ke-66 lembaga Pendidikan tersebut.
“Kalau saya telusuri dan menurut saya, nilai Pancasila itu sudah hidup dalam budaya orang Manggarai,” kata Natalius Pigai yang disambut dengan tepuk tangan meriah para undangan
Adapun, nilai Pancasila itu dikatakan Natalius Pigai, tertuang dalam falsafah hidup yang merupakan warisan hidup para leluhur, seperti natas bate labar, uma bate duat, dan compang bate takung.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Pigai mengatakan bahwa ketiga falsafah ini tidak hanya menata hubungan manusia dengan alam dan leluhur, tetapi juga membentuk landasan etis dalam relasi antarwarga di antaranya adalah hidup terbuka, bertetangga baik, dan menjaga kesucian ruang komunal.
Karena nilai falsafah itu begitu kental dan sakral, maka semestinya masalah-masalah sosial yang muncul dengan mudah diselesaikan.
Natalius Pigai lebih lanjut menyoroti berbagai persoalan sosial yang muncul, justru karena warga manggarai sendiri tidak lagi hidup sesuai dengan falsafah hidup leluhurnya.
Falsafah natas bate labar misalnya, nilai yang terkandung di dalamnya adalah soal keberadaan dan peranan tokoh-tokoh adat (tokoh utama) dalam memimpin dan menjaga keseimbangan hidup masyarakat.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Keberadaan tokoh-tokoh adat (tua golo) punya peran penting dalam menjaga keseimbangan hidup. Pada saat tertentu, dia punya kewenangan sebagai pengambil Keputusan, menegakkan prinsip prinsip hidup yang sesuaii budaya dan adat istiadat
Secara adat, posisi ketua adat selalu melekat nilai-nilai kebijaksanaan, keadilan, kebenaran yang berakar kuat dan bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal yang dipegangnya.
Seyogyanya semua persoalan sosial ini menjauh dari hidup orang Manggarai. Sayangnya, dalam arus pembangunan yang serba tergesa dan transaksional, nilai-nilai ini kerap terpinggirkan.
Maka, menurut Menteri Pigai membangun Manggarai ke depan bukan hanya soal infrastruktur dan investasi, tapi lebih-lebih soal merawat kearifan budaya agar tidak tercerabut dari tanahnya sendiri.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Kuliah umum Menteri HAM Natalius Pigai, merupakan rangkain puncak dari kegiatan dies natalis Unika St.Paulus ke-66 tahun
Selain itu, agenda lain dari kunjungan Menteri HAM Nitalius Pigai pada hari yang sama adalah memberikan penguatan HAM terhadap masyarakat adat di Kampung Pagal, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, NTT.
Penulis: Titin Dullah