Colol, RMMedia – Festival Kopi Lembah Colol yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur memantik perhatian semua elemen masyarakat, terutama stakeholder kopi.
Perhelatan yang berlangsung selama dua hari itu menjadikan Lembah Colol sebagai pusat publikasi media dengan berbagai angle atau sudut pandang yang bisa diwartakan.
Tentu ini hal yang baik dan menjadi point of interest yang membuat event ini memiliki pesan bahwa Lembah Colol tidak saja identik dengan kekhasan sebagai penghasil kopi dengan kualitas nomor satu dunia, lebih dari itu Lembah Colol menjadi daya tarik wisata baru.
Lalu bagaimana supaya Lembah Colol mampu menjadi daya tarik wisata?
Shana Fatina, Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dalam wawancara eksklusif dengan Radio Manggarai pada Rabu, (14/06) berbagi informasi bagaimana membangun ekosistem wisata Lembah Colol terutama terkait konektivitas Labuan bajo, Manggarai, dan Lembah Colol.
Berikut hasil wawancara lengkap Radio Manggarai dan Shana di sela kesibukannya dalam meninjau beberapa boot pameran Kopi pada Festival Kopi Lembah Colol.
RM : Apa yang dilihat oleh teman teman BPOBLF terkait dengan festival Colol ini?
Shana Fatina: Ini bukan kunjungan kami yang pertama kesini. Kami sejak awal bersama stakeholder mencoba mendesain Colol sebagai salah satu destinasi yang memiliki daya tarik utama yaitu budaya kopi. Jadi bukan semata-mata kopi sebagai produk tetapi kopi sebagai suatu ekosistem, sebagai bagian dari kebutuhan masyarakat.
Karenanya, berbagai hal sudah dilakukan, bekerja sama dengan Pemda yang kami support luar biasa hingga ditetapkan menjadi desa wisata dan kini berkembang menjadi kawasan wisata yang jauh lebih bagus lagi.
Kami berharap ke depan masyarakat bisa berpartisipasi secara aktif, karena tentunya yang menikmati experience atau budaya kopi ini tidak hanya sebagian saja, tetapi kalau bisa di Lembah Colol semuanya terbudayakan dan welcoming wisatawan untuk mencoba experience kopi secara langsung.
RM : Kita sedang membangun ekosistem itu, bagaimana konektifitas Labuan Bajo, Manggarai Tengah dan Colol. Dalam perjalanan BPOLBF melihat colol dari segi konektifitas apa yang seharusnya dibangun oleh masyarakat colol dengan kekayaan ada?
Shana : Yang sudah kita dorong sejak 2020, kita memetakan ekosistem kopi dengan membedakan tiga kabupaten di Manggarai. yang kita buat semacam point of interest di masing-masing kabupaten.
Untuk Kabupaten Manggarai Barat, karena daerah itu merupakan gerbang atau pintu masuk pariwisata maka sangat cocok sebagai tempat pemasaran dan promosi.
Kemudian untuk Manggarai lebih fokus untuk riset, penelitian dan kemudian bagaimana meningkatkan kualitas kopi itu sendiri.
Sementara untuk Kabupaten Manggarai Timur adalah wilayah pertanian dan perkebunan. Jadi Lembah Colol adalah suatu kawasan yang mana budaya kopi mulai dari hulu ke hilir ada.
Semua kopi yang ada di sini akan tercatat dan ter-record sehingga nanti di pasarnya ketika orang menanyakan keaslian kopi Colol kita sudah siapkan buktinya, dan itu semua ada karena jejaknya terekam dengan baik.
Karena itu, mesti melihat transformasi dari pertanian biasa apa adanya, perkebunan apa adanya menjadi berbasis teknologi.
Kami juga memperhatikan beberapa tahun terakhir memang produksi cukup menantang cuacanya. Ini momen yang perlu kita lakukan bagaimana memanfaatkan ikon kopi tidak hanya sebagai komoditas yang terjual, tapi juga sebagai daya tarik wisata, jadi orang datang ada side-effect dari pertanian kopi itu sendiri.
RM : Kita sedang membangun narasi bersama bahwa selain kopi menjadi komoditas lokal tetapi sebuah industri pariwisata. Apakah narasi itu sudah terbentuk dan bagaimana kerja BPOLBF ke depannya untuk mendukung narasi itu?
Shana : Yang kita lakukan adalah pertama, tugas kami membranding (mempromosi dan memasarkan) tapi karena ini produk baru, experience baru yang menyandingkan sebagai daya tarik. Sepertit orang datang ke Labuan bajo karena komodo Orang datang ke matim karena Colol. Yang kita lakukan adalah bagaimana menyentuh semua lini tentang branding dan pemasaran tentang brand kopi colol ini
Tentu Yang dilakukan adalah kualitas produksi kopi harus bagus. Karena itu perlu kolaborasi dengan kementerian lain dinas non-pariwisata, seperti yang pernah kita lakukan membawa para petani ke beberapa daerah di pulau Jawa seperti Banyuwangi untuk studi banding melihat bagaiman riset tentang kopi, soal peremajaan kopi karena itu penting untuk memastikan pertanian kopi bisa sustainable ke depannya
Selain itu kerjasama dengan KHTI untuk melihat konteks kebudayaannya, apakah bisa dibangun homestay agar orang bisa mendapatkan experience wisata kopi, wisata menanam kopi.
Kita juga terus mendorong agar dalam setiap event Festival Kopi Lembah colol akan menjadi salah satu yang akan menjadi penyedia kopi seperti tahun lalu ketika Festival Golo Koe, di mana Keuskupan Ruteng dan juga paroki yang berada di Lembah Colol menjadi penyumbang kopi.
YOUTUBE: AGAS ANDREAS ” FESTIVAL KOPI LEMBAH COLOL SARANA TUKAR INFORMASI TENTANG KOPI BAGI PARA PECINTANYA”
RM : Terahkir minta catatan kritis anda soal kegiatan hari ini dan untuk masa depan pariwisata kita
Shana : Masyarakat Manggarai sebetulnya bukan masyarakat pariwisata, karena itu mungkin hal yang dilakukan adalah aktifkan minat masyarakat dengan kegiatan-kegiatan wisata, seperti mulai dipikirkan rencana liburan di saat weekend di tempat-tempat wisata, belanja produk produk lokal hasil pertanian untuk mengaktivasi perekonomian desa.
Hal yang lain yang perlu dipersiapkan adalah akses jalan bagus, penyediaan home stay yang memadai. Perlu juga keterlibatan anak anak muda dalam berbagai event pariwisata.
adalah Lembah Colol ini bisa menjadi ikon baru seperti Lembah Bali dan Papua. Orang akan mencari kopi terbaik di Manggarai maka mereka datang ke festival ini.
Karena pada festival ini akan bertemu dengan semua stakeholder kopi. Festival kopi ini mungkin diawalnya hanya berupa pertunjukan seni kebudayaan, tetapi lama kelamaan menjadi tempat diskusi intelektual kopi yang akan membahas budaya kopi manggarai.
Mudah-mudahan semua yang terlibat dalam festival ini menikmati manfaatnya pada jangka panjang, tidak hanya jangka pendek datang UMKM jualan habis selesai, tetapi kita sedang membangun budaya baru budaya kopi ke level berikutnya, yakni bagaimana mengedukaksi wisatawan bahwa minum kopi tidak hanya sekedar minum tetapi memiliki cerita yang macam-macam dan Kopi tuang Colol punya authenticity yang sangat bagus dan berkualitas tinggal dikelola dengan baik, Menparekraf siap membantu.