Isu LGBT Dipolitisasi Jelang Pemilu Bukan Hal Yang Baru
Pemberitaan terkait isu LGBT sebagai bahan politisasi jelang Pemilu bukan hal yang baru saja terjadi. Jelang Pemilu 2019 lalu misalnya, sejumlah media memberitakan keterangan dari sejumlah politisi atau pejabat yang mempengaruhi simpati masyarakat terhadap partai politik maupun tokoh yang berafiliasi dengan kelompok tertentu.
Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando juga menilai isu LGBT juga berpotensi dipolitisasi jelang Pemilu. Menurutnya, masyarakat Indonesia selama ini masih menilai isu LGBT menjadi isu yang sensitif, dan karena itu, sikap partai politik terhadap isu LGBT bisa mendapatkan simpati atau justru sebaliknya dari masyarakat.
YOUTUBE :TANGGAPAN SIMPROSA R. GANDUT & FLORIANUS KAMPUL.TERKAIT SKORS TERHADAP AGENDA SIDANG II TD.2023
Ade mencontohkan pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan soal adanya fraksi partai politik di DPR yang menentang dan mendukung LGBT pada 2018 lalu.
“Ketika dikejar lebih jauh mengenai fraksi-fraksi yang dia katakan mendukung atau menentang pasal-pasal LGBT, toh dia tidak menyampaikan lebih tegas siapa fraksi yang dimaksud,” kata Ade Armando.
Menurut Ade, lantaran pernyataannya tidak bisa dibuktikan, tidak heran jika ada kecurigaan publik pada parpol tertentu yang berupaya mendapatkan simpati jelang Pemilu.