KMP “Citra Mandala Bahari” atau lebih dikenal dengan sebutan “JM Feri” saat itu dinahkodai Marianus Koten. Kapal ini memiliki bobot 489 GT, panjang 45 feet dan lebar 39 feet. Data yang dihimpun media massa saat itu menyebutkan, jumlah penumpang yang tercatat dalam manifest sebanyak 160 orang. Tapi banyak pihak menyangsikan data tersebut, karena berbeda dengan fakta di lapangan.
Di antara ke-160 penumpang itu, ada tiga Jaksa yang ikut berlayar. Mereka adalah Soleman Bolla, Engkus Kusdinar dan Philipus David Ay yang akrab disapa Deddy. Ketiganya tercatat sebagai Jaksa di Kejari Rote Ndao. Menurut sumber dari Wilmince Mangdalena Herlinda Tony, istri dari almarhum Soleman Bolla, saat kejadian, suaminya berhasil selamat dengan melompat keluar jendela kapal. Sementara Engkus Kusdinar dan Deddy, terlihat sedang menelpon. Mungkin mereka menelpon keluarga, memberitahukan kondisi kapal yang akan tenggelam.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Situasinya sangat mencekam, kata Wilmince mengutip cerita Soleman Bolla, suaminya. Kapal hanya berputar-putar di tengah laut. Gelap gulita karena sudah malam, sekira pukul depalan malam. Hujan deras dan petir bersahutan. Yang terdengar hanya tangisan, dan teriakan minta tolong para penumpang. Kru kapal tidak bisa berbuat banyak, karena kemudi kapal patah. Tidak bisa dibayangkan bagaimana paniknya situasi saat itu.