RMMedia, Hiburan – Berdasarkan hasil penelitian, ada 30 persen remaja putri di Indonesia mengalami kekurangan darah atau anemia. Angka ini jauh lebih besar dibanding pada remaja putra. Hal ini karena remaja putri rutin mengalami siklus haid dan kehilangan banyak darah setiap bulan.
Kondisi ini menyebabkan tubuh remaja putri rentan mengalami kekurangan darah atau anemia, sebuah kondisi kekurangan sel darah merah atau kadar hemoglobin di bawah ambang batas normal.
Anemia atau kekurangan darah ditandai dengan sejumlah gejala, seperti tubuh lemas, tidak bugar, dan mudah pingsan. Selain itu, terjadi juga penurunan imunitas dan penurunan konsentrasi. Dalam kasus remaja putri, menurunnya imunitas dan konsentrasi akan mempengaruhi produktivitas belajar. Yang lebih membahayakan, anemia pada remaja putri dapat memperbesar risiko kematian saat melahirkan, bayi lahir prematur, dan berat badan bayi yang berkurang.
Menjaga Pola Hidup Sehat Agar Badan Tetap Fit
Menurut Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan oleh pemerintah, kebutuhan zat besi pada remaja putri sebesar 15 miligram per hari. Angka tersebut dua kali lipat kebutuhannya sebelum haid yang hanya sebesar 8 miligram per hari.
Terkadang, sebagian remaja putri memilih mengonsumsi makanan dengan kadar zat besi dan protein yang kurang memadai. Hal ini diperburuk dengan diet yang kadang keliru dan tanpa pendampingan ahli. Akibatnya, remaja putri kekurangan mineral penting untuk pertumbuhannya.