RMMedia,Vatican 2025 — Dunia Katolik dikejutkan oleh terpilihnya Robert Francis Prevost Martínez sebagai Paus baru, yang kini mengambil nama Leo XIV. Seorang tokoh yang dikenal lebih karena kedalaman pastoral daripada popularitas media, Prevost terpilih dalam konklaf yang tidak menelurkan calon kuat — namun justru menemukan pemimpin idealnya di antara mereka yang pernah hidup dekat dengan orang miskin dan terpinggirkan.
Lahir di Chicago pada 14 September 1955 dari keluarga bikultural — ayah Amerika dan ibu Peru — kehidupan Prevost sejak awal telah menjadi jembatan antara utara dan selatan, antara bahasa dan budaya. Masa kecilnya dihabiskan berpindah antara Amerika Serikat dan Peru, khususnya di Chiclayo, tempat yang kelak akan memainkan peran besar dalam hidup dan panggilannya.
Dari Jalan Misi ke Kepemimpinan Global
Tertarik pada iman dan pendidikan, Prevost bergabung dengan Ordo St. Agustinus (OSA) pada tahun 1970-an, mengucapkan kaul kekal pada 1981 dan ditahbiskan sebagai imam di Roma pada tahun 1982. Meski memiliki gelar dalam hukum sipil dan hukum kanonik dari Universitas Kepausan Lateran, ia memilih ladang misi daripada karier Vatikan — dan kembali ke Chiclayo untuk melayani masyarakat miskin di tengah gejolak politik.