Mgr. Budi mengatakan sikap tegas menolak pembangunan geotermal di Pulau Flores dan Lembata sudah disampaikan para uskup di wilayah Gerejawi Ende pada pertemuan beberapa waktu lalu.
“Para uskup di wilayah Gerejawi Ende yaitu Uskup Larantuka, Maumere, Ende, Ruteng, Labuan Bajo dan Denpasar sudah menyatakan sikap tegasnya terkait pembangunan geotermal di wilayah ini,” sebutnya.
Baru-baru ini juga, utusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan PT PLN, serta perusahaan proyek geotermal berkunjung ke Istana Keuskupan agung Ende, Kabupaten Ende, pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Kehadiran mereka di Istana Keuskupan Ende dalam rangka beraudiensi dengan Mgr. Budi terkait proyek geotermal di wilayah Flores.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Ende, RD. Frederikus Dhedhu dalam rilisnya menegaskan, penolakan terhadap proyek pembangunan geotermal lahir dari keprihatinan akan konteks Keuskupan Ende.
Wilayah Keuskupan Agung Ende, katanya, terdiri dari gunung dan bukit, serta menyisakan lahan yang terbatas untuk pemukiman dan pertanian warga.