Hal inilah yang membuat saya selaku Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) NTT, mulai mencari berita seputar kejadian yang memilukan itu. Dan, inilah tulisan yang bisa saya ceritakan kembali untuk mengenang sosok jaksa yang heroik mempertaruhkan jiwa raga demi tugas di Pulau Terluar dan Terselatan Indonesia, Kabupaten Rote Nado.
Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) “Citra Mandala Bahari” di Selat Rote, pada Selasa, 31 Januari 2006, tidak akan lekang dalam ingatan masyarakat NTT. Bagaimana tidak, pada kejadian sembilan belas tahun silam, ratusan penumpang meninggal dalam musibah itu. Di sisi lain, ratusan penumpang lainnya tidak ditemukan sampai sekarang. Sungguh sedih menyayat hati.
Sore itu, situasi di Pelabuhan Bolok Kupang, nampak cerah. Sangat memungkinkan untuk melakukan pelayaran. KMP “Citra Mandala Bahari” sedianya akan berlayar dari Kupang menuju Pelabuhan Pantai Baru, Rote Ndao. Rute pelayaran itu harus melalui Selat Pukuafu. Selat yang berada di antara Pulau Timor, Pulau Rote dan Pulau Semau itu, selalu dihindari para nahkoda, lantaran ada palung yang bisa mengancam keselamatan kapal.