Pada Pilkada 2024 banyak juga petahana yang akan bertarung. Ada yang 10 tahun jadi wakil. Lalu maju jadi gubernur atau bupati. Berarti sudah lima belas tahun di pemerintahan. Kini maju lagi untuk mencapai dua puluh tahun.
Tak ada yg salah dengan fenomena ini, sejauh hukum membolehkan. Banyak yang terpilih dan sukses memajukan daerah.
Tidak semua pemimpin membawa cerita baik. Banyak yang gagal. Banyak pula yang jadi bahan cibiran. Ini tentu, karena kepemimpinannya tidak mampu membawa kemajuan.
Kerap kali pemimpin menjadi sasaran kritik karena lemahnya sensitivitas terhadap rasa keadilan. Kekuasaan tak memihak kepentingan umum. Sebaliknya, keluarga kerap mendapatkan keistimewaan. Istri berkuasa bak pejabat. Anak mendapatkan fasilitas mewah. Karir anak juga dikatrol sesuka hati.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Fenomena ini kerap berulang. Pilkada lalu menjadi ajang seni membangun dinasti. Ini terlihat dari munculnya anak mantan pejabat. Meski minim pengetahuan dan pengalaman, mereka dijagokan semata memenuhi hasrat berkuasa. Tentu karena kekuasaan itu nikmat. Tak bisa dilepaskan.