Data Kompas menyebutkan, 75 persen korupsi di NTT banyak terjadi di sektor pengadaan barang dan jasa. Dan pelaku korupsi ini terjadi karena kerja sama antara para PNS dan pihak swasta (Kompas, 30/8/2019).
Dari data tersebut, terlihat mandeknya sejumlah pembangunan di NTT dikarenakan anggarannya banyak yang terpotong. Dan ironisnya para pelakunya justru para birokrat yang menjalankan roda pembangunan tersebut.
Masifnya perilaku korupsi di NTT membuat Indeks Persepsi Korupsi (IPK) NTT berada pada posisi keempat dari bawah, setelah Papua, Papua Barat, dan Maluku. Kemiskinan NTT pun menempati urutan ketiga nasional. Tahun 2019, jumlah warga miskin di NTT per Maret mencapai 1,3 juta jiwa. Sebagian besar dari mereka tersebar di desa-desa penerima dana desa.
Selain persoalan kemiskinan, juga ada stunting. Kasus stunting di NTT menduduki peringkat nomor satu, kematian ibu dan bayi nomor tiga nasional. Atas kondisi yang memprihatinkan tersebut, Pasangan Orias Sebastian (paket OASE) bertekad ikut dalam pertarungan Pilgub NTT 2024.