Tetapi, yang saya tangkap dari Cancar dan Beo Rahong, ternyata Pater Yan ini juga adalah misionaris setia untuk layani umat di Beo Rahong. Pada hari Minggu dan hari Raya, sebagian besar pelayanan pater Yan ada di Beo Rahong.
Sebagai seorang Formator di rumah formasi dasar, saya bayangkan bahwa betapa besar tanggungjawab pater Yan di hadapan para novis baik di Kapela, kelas, kamar makan, atau pos pos kerja.
Pater Yan yang ‘hening dan sunyi’ itu ahkirnya wafat dalam sunyi di Novisiat Kuwu. Namun, ia sudah dan kini telah membahana dalam diri sekian banyak formasinya baik dalam diri para misionaris SVD seantero jagat maupun dalam diri sekian banyak kaum awam yang pernah mengalaminya, baik di BBk Ende maupun di Novisiat Sang Sabda Kuwu.
Dalam suasana duka yang kita alami, bagaimanapun Firman Tuhan tetaplah menjadi Sabda Kasih Penuh Harapan.
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh mahluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan” {Rom 8:18-19)