Respon Publik
Penetapan AFD sebagai tersangka pertama dalam kasus pengadaan air bersih di desa Rana Masak itu mendapatkan beragam respon dari warga masyarakat.
Ricky Moa, seorang warga Manggarai dispora dalam sebuah komentar di group whatsapp mengaku heran dengan penetapan AFD sebagai tersangka jika dilihat dari statusnya sebagai Pejabat Pembuat komitmen (PPK).
Lanjut Moa, secara sistem jika dirunut proses perencanaannya mesti tersangka dimulai dari dari Kadis dan PPTK.
“Heran ya! Kesalahan perencanaan, beban kesalahan ke PPK?. Runutannya perencana,
Kadis dan PPTK harus masuk dulu” tulis Moa dalam komentarnya menanggapi pemberitaan sebuah media online
“Tentang pekerjaan mangkrak dan tidak dapat dimanfaatkan rana kontraktor dan PPK” lanjutnya
Awal Mula Kasus
Sebagaimana diberitakan media ini, kasus bermula ketika Pemda Manggarai Timur melalui Dinas PUPR membangun proyek pengadaan air bersih di Desa Rana Masak yang dianggarkan antara 2018-2021, dengan total lebih dari Rp5 miliar.
Pada tahap pertama sejumlah Rp905,819,607 dana dikucurkan oleh Dinas PUPR yang dikerjakan oleh CV Dian Jaya. Kemudian pada tahun 2019, dana sebesar Rp1,186.008.500 dialokasikan kembali untuk proyek yang sama dengan kontraktor CV Bakti Putra Persada.
Selanjutnya, pada tahap ke 3 dana dikucurkan dengan nilai Rp2,705,550,000 dan pada tahap ini proyek dikerjakan oleh PT Arison karya Sejahtera.
Kemudian pada tahap ke 4, dana sebesar Rp204 juta pada tahun 2021 dikucurkan untuk tujuan pemeliharaan proyek tersebut. Adapun pada tahap 4, pengerjaan dilakukan secara swakelola oleh Dinas PUPR
Namun demikian, dana sebesar itu tidak berhasil membuat warga di tiga kampung yakni Maro, Golo Borong, dan Metuk dalam wilayah Desa Rana Masak menikmati air bersih.
Mereka (warga dari 3 kampong tersebut) mengatakan, sejak proyek itu selesai dikerjakan, belum pernah menimba air dari kran-kran yang dipasang di rumah-rumah mereka
“Sejak selesai dipasang, airnya tidak pernah keluar dari kran,” ungkap seorang warga bernama Genoveva Mamus (52), warga Kampung Maro.
Warga lain bernama Yohanes Gajeng (45) dari Golo Borong mengatakan, sebelumnya air memang sempat keluar dari kran yang dipsang di rumahnya
“Air sempat keluar dan yang keluar itu juga sangat kotor dan tidak lama. Mungkin tidak sampai satu menit,” ceritanya seperti dilansir floresa.co.