Sepak terjang Wagner di perang Rusia vs Ukraina?
PMC Wagner pertama kali aktif pada Februari 2014 di Krimea ketika semenanjung itu dicaplok oleh Rusia di tahun 2014, di mana mereka beroperasi dengan unit militer Rusia reguler, melucuti Angkatan Darat Ukraina dan mengambil alih fasilitas mereka. Pengambilalihan Krimea terjadi nyaris tanpa pertumpahan darah. PMC Wagner bersama para prajurit dijuluki sebagai “orang-orang sopan” karena perilaku mereka yang santun dengan menyendiri, membawa senjata yang tidak terisi, dan kebanyakan tidak mengganggu kehidupan sipil. Mereka juga dijuluki “pria hijau kecil” karena mereka bertopeng, berseragam tentara hijau tanpa pengenal, dan asal usul mereka yang awalnya tidak diketahui.
BACA JUGA: Hendra-Ahsan Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia di Putaran Final Canada Open 2023
Setelah pengambilalihan Krimea, sekitar 300 PMC pergi ke wilayah Donbas di Ukraina timur di mana konflik dimulai antara pemerintah Ukraina dan pasukan pro-Rusia. Dengan bantuan mereka, pasukan pro-Rusia berhasil menggoyahkan pasukan pemerintah di wilayah tersebut, melumpuhkan lembaga pemerintahan lokal, merebut gudang amunisi, dan menguasai kota-kota. PMC Wagner dilaporkan ikut andil dalam penembakan pesawat I-76 Ukraina dan Pertempuran Debaltseve di awal tahun 2015.
The Times melaporkan bahwa Grup Wagner menerbangkan lebih dari 400 kontraktor dari Republik Afrika Tengah pada pertengahan hingga akhir Januari 2022 dalam misi untuk membunuh Volodymyr Zelenskyy dan pejabatnya, serta melakukan persiapan sebelum invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022. Per 3 Maret, menurut The Times, Zelenskyy selamat dari tiga upaya pembunuhan, dua di antaranya diduga diatur oleh Grup Wagner
Wagner memainkan peran penting dalam invasi Rusia ke Ukraina. Pada awalnya, kementerian pertahanan tidak mengakui bahwa Grup Wagner bertempur di Ukraina, hal tersebut yang memicu keluhan pertama Yevgeny Prigozhin kepada para pemimpin militer Rusia. Prigozhin mengancam akan menarik pasukan Wagner keluar dari Bakhmut, dengan mengatakan mereka kehilangan amunisi.
BACA JUGA: Uni Eropa Berlakukan Aturan Baru Bagi Para Pelancong Dari Luar Negeri Mulai 2024
Dalam invasi Rusia ke Ukraina, Wagner diidentifikasi telah melakukan serangkaian serangan seperti membunuh para petinggi Ukraina dan merekrut narapidana ke pertempuran garis depan. Pada bulan Desember 2022, Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk Komunikasi Strategis, John Kirby mengklaim Wagner memiliki 50.000 pasukan di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana. Lainnya menyebutkan jumlah tahanan yang direkrut lebih dari 20.000 dengan total keseluruhan PMC di Ukraina diperkirakan 20.000. Pada tahun 2023, Rusia memberikan status veteran perang kepada kontraktor Wagner yang ikut serta dalam invasi.
Dalam minggu-minggu sebelum invasi Rusia, diperkirakan Wagner melakukan apa yang disebut serangan “bendera palsu”, untuk memberi Kremlin dalih untuk menyerang. Istilah tersebut mengacu pada tindakan politik atau militer yang dilakukan oleh satu pihak tetapi disalahkan pada pihak lawan. Kelompok itu juga “digunakan oleh Kremlin untuk menegakkan disiplin di lapangan,” menurut Dr Marina Miron, dari Kings College, London.