Nasional, RMMedia – Maskapai Susi Air secara resmi memberhentikan setidaknya 70 persen penerbangan ke wilayah Papua imbas tragedi pembakaran pesawat dan penyanderaan terhadap pilot maskapai tersebut, Captain Philip Mark Merthens pada Selasa, (07/02) lalu.
Hal ini disampaikan langsung Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (01/03) yang lalu. Susi mengatakan sejumlah pilot yang biasanya melakukan penerbangan ke wilayah pedalaman Papua kini trauma dan kehilangan kepercayaan diri untuk terbang ke sana.
“Sekarang tidak bisa melayani lagi. Tentu banyak sebabnya, armada berkurang (akibat pembakaran), dan kemudian confidence di antara pilot kita tidak memungkinkan adanya penerbangan di wilayah pegunungan,” ujar Susi Pudjiastuti di hadapan wartawan.
Pemberhentian ini berdampak pada terhambatnya pasokan logistik seperti makanan dan kebutuhan medis ke sejumlah wilayah Papua yang biasanya hanya bisa diakses dengan pesawat porter atau helikopter.
“Kalau ada yang sakit jadi tidak bisa berobat, makanan semakin berkurang. Sebanyak 70 persen dari penerbangan dihentikan, berarti ada 20-25 flight. Biasanya pesawat porter bisa mengangkut tujuh orang, barang 900 kilogram,” ujar Susi.
BACA JUGA : Aktivis Kemanusiaan Natalius Pigai Menolak Keras Wacana Pemberlakuan Darurat Sipil di Papua.
Susi Air sendiri telah beroperasi sejak 2006 dan menjangkau sejumlah wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau pesawat caravan karena kondisi landasan. Landasan yang tidak panjang dan berada di atas pegunungan membuatnya hanya bisa dijangkau pesawat porter atau helikopter.