“Puji Tuhan dan saya senang sekali mendengarnya. Setelah sekian tahun menderita, ahkirnya jalan yang merupakan akses utama ke kampung ini bisa digunakan warga” ”katanya melalui pesan WhatsApp kepada Radio Manggarai.
Karolus mengakui bahwa sejak kondisi jalan terebut buruk, ia dan warga kampung Wahang sulit menghantar hasil kebun mereka ke pasar di Ruteng dan Labuan Bajo. Padahal, hidup mereka bergantung pada hasil Perkebunan seperti kopi, cengkeh dan vanili.
“Warga di wilayah ini hampir seluruhnya bergantung pada hasil Perkebunan, karenanya, jika akses jalan utamanya rusak, bagimaan kami pergi berjualan sayur, kopi, cengkeh dan vanili ke kota?” ujarnya
Senada dengan Karolus, Aleksius Jehadun, warga kampung Raja, menyampaikan kegembiraan atas hal itu.
Aleks, yang sehari-hari melewati jalur tersebut menuju kebunnya bercerita bahwa dirinya sempat pesimis dan berpasrah dengan kondisi jalan tersebut. Namun, rasa itu hilang, dengan terwujudnya perbaikan jalan tersebut pada awal bulan September yang lalu