Di Roma, Seneca diberi tugas khusus untuk menjadi tutor bagi Nero kecil, yang kelak akan menjadi Kaisar Nero.
Jasa Seneca tidak dipedulikan oleh Kaisar Nero. Bahkan Seneca dituduh bersekongkol dalam rencana mengkudeta Nero.
Maka, Seneca diberi pilihan oleh Nero untuk mati dengan dua cara: dimatikan dengan kejam di tangan Nero atau mati dengan cara bunuh diri.
Seneca sudah melihat sendiri cara matinya lawan-lawan politik Nero yang dibunuh dengan kejam. Maka Seneca lebih memilih mati dengan cara bunuh diri.
Nero tidak memakai proses hukum untuk membuktikan dugaan pelanggaran hukum bagi lawan-lawan politiknya.
Sebab, bagi Nero: hukum itu hanya ada dan berguna bagi masyarakat yang taat hukum saja. Baginya, hukum harus bisa dipelintir sesuai dengan kehendaknya.
Tetapi, hukum tabur tuai itu, riil, benar adanya. Militer yang selalu dia pakai untuk membunuh lawan-lawannya, justru berbalik mengkudetanya pada tahun 68.
Nero pun memilih bunuh diri dengan cara menyuruh budak-budaknya membunuhnya. Sebab, ternyata ia sangat takut juga mati dengan kejam di tangan lawan-lawan politiknya.