Pak Yohanes, dalam cerita awal saat sedang menikmati hidangan kopi hangat pagi itu mengatakan, “mereka termasuk salah satu kelompok dengan kategori rentan,”
Kepergian suami mereka merantau di tempat yang jauh, membuat hari-hari mereka sepih. Ada ruang kehidupan yang hilang, tentang kebersamaan, tentang kehidupan yang harus melewati hari-hari dengan peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah buat anak-anak mereka.
Karena itu, dirinya bersama pastor paroki berinisiatif untuk membentuk wadah yang mengakomodir berbagai jenis kegiatan bermanfaat untuk membunuh rasa sepih mereka. Setidaknya, ada kegiatan pemberdayaan ekonomi yang mendatangkan penghasilan tambahan untuk keluarga mereka. Untuk itu, diperlukan kerja sama dengan pihak luar.
Gayung bersambut, melalui Romo Peppy Bora,Pr salah satu dosen di kampus Unika St. Paulus bersedia menjadi mitra dari kelompok tersebut. Kampus Unika sendiri memiliki unit layanan khusus yakni layanan pengabdian terhadap masyarakat. Bentuk kegiatannya bermacam-macam, salah satunya adalah kegiatan sosial
Literasi Digital
Bersama dosen lain, pria yang biasa dipanggil Romo Pep itu rutin melakukan kunjungan ke kelompok Lembu Nai Langke Majok dengan membawa sejumlah kegiatan, seperti pelatihan wirausaha, bimbingan konseling, pelatihan bercocok tanam, dan yang terkini adalah penyuluhan literasi digital yang langsung dibawah bimbingan ibu Rini Banggur.