Jalur di wilayah itu terkenal dengan sebutan jalur maut, persisnya di Tikungan Nangker dan Watu Kuang. Panjang ruas jalan di kedua tempat itu 350 m dengan tingkat kerusakan yang sangat parah. Setiap pengendara yang melintasi jalur itu harus punya keberanian dan nyali yang kuat. Selain itu, tentu harus berpengalaman.
Bagi warga Desa Lumut, akses jalan bagus menjadi kebutuhan prioritas. Ini menjadi harapan terbesar mereka. Sebanyak apa pun hasil pertanian di wilayah itu, menjadi tidak berguna dengan sulitnya akses mereka menjangkau pasar.
Penyebutan jalur maut yang sudah tersemat untuk ruas jalan di wilayah itu seolah-olah menjadi tembok penghalang untuk menjemput kemajuan transportasi yang sejak lama dinantikan.
Tentu bukan tanpa alasan, jalur maut itu persis melewati tebing yang curam di antara bebatuan. Sepanjang jalan terdapat tumpukan jerami pada garis lintasan roda kendaraan truk yang mempertajam lubang lumpur.
Umumnya di Manggarai terutama di daerah pedesaan, jerami ini biasa dipergunakan untuk menutup permukaan jalan yang berlumpur. Biasanya tumpukan jerami itu digunakan saat kendaraan mogok di lintasan jalan yang berlubang dan berlumpur.