Nasional, RMMedia – Litbang Kompas kembali merilis hasil survei elektabilitas sejumlah nama yang diisukan maju ke Pilpres 2024. Hasilnya, Ganjar Pranowo memuncaki survei tersebut dengan 40 persen, disusul Prabowo Subianto dengan 36,8 persen. Sementara Anies Baswedan berada di posisi ketiga dengan perolehan 23,2 persen.
Baik Prabowo dan Ganjar saling salip-menyalip dalam beberapa survei terakhir. Pun begitu dengan sejumlah metode simulasi, keduanya bergantian ada di posisi teratas. Sementara Anies Baswedan terus tertahan di urutan ketiga.
Sejumlah pengamat menyatakan ada beberapa faktor mengapa elektabilitas politisi Partai NasDem tersebut tidak kunjung naik dalam beberapa survei terakhir.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Khoirul Imam mengatakan Anies belum mampu menjabarkan poin-poin perubahan yang membedakannya dengan capres lain.
BACA JUGA: Ridwan Kamil Puncaki Elektabilitas Cawapres, Disusul Sandiaga Uno dan Erick Thohir
“Anies tidak mungkin diharapkan bisa memimpin gerakan perubahan jika ia masih tidak punya keberanian untuk menjelaskan apa konsep perubahan yang dia usung,” ujar Khoirul melalui keterangan tertulis, Rabu (24/05).
Khoirul juga mengatakan sikap Anies dan NasDem yang tidak jelas soal pengumuman cawapres jadi alasan lain kenapa elektabilitasnya tidak kunjung kompetitif. Khoirul menyebut Anies tampak menunda-nunda pengumunan cawapres dan menungu sinyal dari NasDem. Sementara NasDem juga tidak kunjung memberikan sinyal karena menunggu kepastian Golkar untuk bergabung.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan kecilnya elektabilitas Anies Baswedan ada hubungannya dengan approval rating Jokowi.
“Ketika approval rating Pak Jokowi turun di November 2022, elektabilitas Anies saat itu kami rilis naik. Masalahnya, setelah november approval Pak Jokowi naik terus. Ini kabar buruk buat Mas Anies,” ujarnya dalam keterangan di Youtube Indikator Politik Indonesia, Minggu (30/04) lalu.