Labuan Bajo, RMMedia – Penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 menjadi batu loncatan lebih untuk memperkenalkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium di mata dunia internasional khususnya negara–negara ASEAN.
Berbagai dampak, terutama di bidang ekonomi telah dirasakan oleh masyarakat NTT dan Labuan Bajo khususnya. Semua gegap gempitanya telah usai. Pemerintah daerah dan pusat harus memikirkan kembali cara agar apa yang telah dilaksanakan memiliki dampak berkelanjutan terutama jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun nternasional.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) wilayah NTT, Yohanes Rumat, ditemui di Labuan Bajo Senin (15/05) menyampaikan rasa bangga dan ucapan terima kasih atas suksesnya seluruh rangkaian kegiatan ASEAN SUMMIT Labuan Bajo.
“Kita berbangga atas event tersebut, ini adalah pencapaian luar biasa, terima kasih atas kepercayaan dan dukungan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo. Walapupun ada kekurangan sana sini tetapi sangat dimaklumi, apa lagi kegiatan bertaraf internasional baru kali ini dilaksanakan di sebuah daerah yang masih dalam tahap pembangunan,” ujar Yohanes Rumat yang juga anggota DPRD Provinsi NTT tersebut.
Terkait dengan beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian baik pemerintah daerah maupun pusat, Yohanes Rumat menyampaikan sejumlah pandangannya.
Pertama, pentingnya penataan jalur transportasi dalam kota Labuan Bajo sehingga pelaksanaan event ke depanya tidak sampai menghalangi kegiatan ekonomi masyarakat setempat.
Kedua, pemerintah diharapkan menata kembali tata niaga penerbangan di mana sudah saatnya Labuan Bajo terkoneksi dengan penerbangan langsung dari luar negeri terutama negara–negara anggota ASEAN.
Ketiga, perlu adanya regulasi serta penataan berkelanjutan agar semua jenis usaha jasa dan UMKM masyarakat lokal tidak mati suri akibat pertumbuhan hotel dan resort baru, serta membanjirnya produk dari luar daerah.
Keempat, peningkatan upaya promosi destinasi wisata oleh pemerintah provinsi, sehingga Labuan Bajo menjadi gerbang utama bagi destinasi lain di wilayah NTT.
Selain beberapa point di atas, Yohanes Rumat juga menyampaikan masukan untuk pemerintah daerah terutama Pemerintah Manggarai Barat menyangkut kebersihan dan penataan pasar tradisional.
“Ini juga menjadi perhatian serius soal kebersihan. Wisatawan sangat peduli soal kebersihan. Kebersihan menjadi salah satu kredit point lama tinggal seorang wisatawan. Saat event kemarin kita lihat penataan pasar Wae Kesambi dilakukan lantaran akan ada kunjungan presiden. Nah ini kan kasian, kita tidak membayangkan bagaimana wisatawan juga bisa mengunjungi pasar kita, belanja makanan dan buah local kita kalau pasarnya kotor dan tidak tertata baik. Di beberapa daerah, pasar juga lokasi wisata. Saya kawatir ini belum bisa jadi budaya kita,” ujarnya.