Artikel ini akan menguraikan tata cara pemilihan paus, mulai dari sejarah, periode berkabung, proses konklaf, hingga tugas paus baru. Dengan memahami proses ini, kita dapat menghargai tradisi Gereja Katolik sekaligus dinamika yang membentuk kepemimpinannya di era modern.
Sejarah Pemilihan Paus
Proses pemilihan paus memiliki akar sejarah yang panjang, berawal dari abad ke-1 Masehi. Pada masa awal Kekristenan, pemimpin gereja, yang kemudian dikenal sebagai paus, dipilih secara langsung oleh umat Kristen melalui konsensus komunitas lokal tanpa prosedur formal. Seiring berkembangnya Kekristenan dan semakin terorganisirnya struktur Gereja, proses pemilihan menjadi lebih terstruktur.
Pada abad ke-4, setelah Konstantinopel menjadi pusat Kekristenan, pemilihan paus mulai melibatkan elemen formalitas yang lebih jelas. Konsili Lateran Ketiga pada tahun 1179 menetapkan bahwa paus harus dipilih oleh suara mayoritas dua pertiga dari kardinal, sebuah aturan yang masih berlaku hingga kini. Pada abad ke-14, selama periode Kepausan Avignon (1309–1377), prosedur pemilihan semakin terbatas pada kardinal, menandai peralihan dari partisipasi umat ke sistem konklaf modern.
hi