Hal itu diputuskan melalui sidang tahunan yang berlangsung di Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret, Maumere, pada 10-13 Maret 2025.
Para uskup mengingatkan, pembangunan yang berkelanjutan sangat penting, namun eksploitasi sumber daya alam, khususnya energi geotermal di Flores dan Lembata, menimbulkan banyak pertanyaan.
“Apakah kita sedang membangun masa depan yang lebih baik atau justru merusaknya?” demikian bunyi surat itu.
Pulau-pulau kecil dengan ekosistem yang rapuh ini, menurut para uskup, berisiko besar jika eksploitasi energi tidak dilakukan dengan bijak.
Dampak dari eksploitasi yang tidak terkontrol dapat merusak lingkungan, mengancam ketahanan pangan, mengguncang keseimbangan sosial, serta mengancam keberlanjutan kebudayaan lokal.
Surat itu juga menyatakan, “Kami telah menyaksikan sejumlah persoalan yang muncul dari rencana eksplorasi dan eksploitasi energi geotermal.”
Para uskup menilai energi geotermal bukan pilihan yang tepat untuk konteks wilayah Flores dan Lembata, mengingat topografi daerah yang dipenuhi gunung dan bukit serta terbatasnya sumber mata air permukaan.