Menurut Wilmince, suaminya selamat karena potongan-potongan kayu yang dikumpulkan, lantaran pelampung Soleman Bolla lepas. Beruntung dia bisa berenang. Potongan kayu itu dijadikan rakit. Dalam kondisi gelap dan hujan deras disertai petir, Soleman Bolla sempat mencari-cari kedua temannya, Engkus dan Deddy. Tapi tidak ketemu. Sampai dia ditolong petugas TNI Angkatan Laut yang datang bersama kapal. Soleman Bolla sempat minta tolong, supaya pak Engkus dan Deddy diselamatkan juga. Dia sendiri sudah tidak kuat, karena bertahan di air selama dua jam.
Karena kisah heroiknya bisa bertahan selama dua jam setelah kapal tenggelam, Soleman Bolla digelari “Jaksa Apung” oleh teman-teman se kantor, di Kejaksaan Tinggi NTT. “Iya, bapak dipanggil Jaksa Apung di kantor. Sedih bila mengenangnya,” ucap Wilmince dengan suara haru.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Penuturan tak kala sedihnya juga disampaikan Marietje Margaretha Ay-Ndoen, ibu dari almarhum Philipus David Ay atau karib disapa Deddy. Sekedar tahu, Marietje merupakan jaksa perempuan kedua di NTT. Setelah pensiun, dia berharap anak bungsunya itu melanjutkan perjuangannya di jalur Korps Adhyaksa. “Dia anak bungsu saya. Sebagai mantan jaksa, saya berharap Deddy juga jadi jaksa,” ungkap Oma Marietje.