Manggarai,RMMedia- Selama 10 hari, paslon bupati dan wakil bupati Manggarai, Maksimus Ngkeros dan Marianus R. Susilo, telah menyelesaikan perjalanan penting ke wilayah Cibal, Cibal Barat, Reok, dan Reok Barat. Perjalanan ini tidak hanya menjadi ajang kampanye, tetapi juga sebuah kesempatan untuk lebih mendalami persoalan dan harapan masyarakat di berbagai pelosok Manggarai.
Bagi Maksimus Ngkeros, perjalanan ini bukan hal yang asing. Dua tahun sebelumnya, ia telah menelusuri daerah yang sama, dalam sebuah perjalanan spiritual dan kultural untuk menemukan nilai-nilai luhur ke-Manggaraian. Di wilayah utara Manggarai, Maksimus menemukan benih-benih pemikiran yang kelak menjadi fondasi kuat bagi visinya membangun daerah. Baginya, arah pembangunan Manggarai tidak bisa lepas dari akar budayanya. Prinsip, “pati gici arit wingke gici iret,” pembangunan harus dilaksanakan dengan merata meskipun sedikit, di setiap wilayah. Prinsip ini mencerminkan filosofi pemerataan pembangunan yang sudah lama dikenal, dan pernah menjadi moto kepemimpinan bapak Christian Rotok.
Kekuatan Budaya dan Masyarakat sebagai Titik Awal Pembangunan
Bagi Maksimus, kekuasaan bukanlah tujuan akhir, melainkan titipan dari masyarakat yang memegang kedaulatan tertinggi. Ia selalu menekankan bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah melayani dan membangun daerah dengan adil dan bijaksana, sesuai dengan kebutuhan serta potensi yang ada di setiap wilayah.