Serangan hama tikus ini, kata dia, pada batang padi yang berusia sekitar satu hingga dua bulan. Selain tikus, walang sangit juga menyerang tanaman padi pria kelahiran 1974 itu.
Mirisnya, ketika musim hujan tiba sangat berpotensi munculnya hama. Kondisi ini yang membuat sarangan hama tak bisa terkendalikan lagi.
“Pas musim hujan hamanya banyak sekali,” terangnya.
Leo bilang, kendati ia berusaha menyemprotnya dengan obat pestisida, tapi tidak bisa mematikan hama-hama tersebut.
Apalagi, menurutnya, hujan serta angin selama beberapa bulan terakhir membuat bunga padi rontok. Bunganya bisa selamat apabila hujan turun normal.
Hasil Anjlok
Efek dari sejumlah masalah itu membuat hasil panen pada musim ini kian anjlok, kata Leo.
Musim ini, ayah dari tiga anak itu hanya memanen 18 karung gabah. Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan musim sebelumnya, ia bisa memanen hingga 30 karung.
“Ini sangat rugi. Karena hasil jual beras ini kami kelola lagi sawah,” ceritanya.
Di tengah gempuran harga beras yang tinggi, produksi petani padi malah kian menurun. Potret ini sungguh menjadi perhatian serius, terutama upaya konkret pemerintah dalam mencegah terjadinya hama.