Lalu apa persiapan dan gagasan yang ditawarkan Thomas untuk Manggarai pada lima tahun yang akan datang?
Sejak awal ketika Keputusan maju dalam pertarungan Pilkada, Thomas meyakini dukungan leluhur menguatkan pilihannya. Hal ini, berangkat dari pengalaman karier yang diyakini mendapat dukungan kuat dari para leluhur. Mereka (para leluhur) menyertai perjalanannya menjadi penyelenggara pemilu mulai dari level paling bawah hingga menjadi Ketua KPU NTT, tanpa sedikit pun ada hambatan. Kariernya berjalan mulus.
Maka, hal yang sama ketika keputusan ingin maju dalam Pilkada Manggarai, Thomas kembali memohon restu dari para leluhur melalui ritus adat ‘teing hang’, sebuah ritual memohon restu para leluhur, pada 20 Maret 2024 di kampung halamannya Lempis, desa langkas, Kecamatan Cibal.
Memulai perjuangan dengan ritual adat,Thomas merasa ada energi kuat menyatu dalam dirinya. Dengan dorongan itu, dirinya merasa segala persiapannya mendapat restu.
Satu per satu agenda perjuangan dijalankan. Mengingat, tingkat keterkenalan (elektabilitas) dirinya belum setenar kandidat lain yang sudah sejak lama berpartisipasi dalam kontestasi Pilkada Manggarai, maka, blusukan atau jalan dari kampung ke kampung menjadi pilihan utama yang dilakukannya.