
“Ada kepuasan batin, ketika bapa-ibu,om, tanta, kaka, adek, umat Katolik bisa berdoa dengan khusuk. Kehadiran saya dan teman-teman membawa misi menciptakan lingkungan sekitar dengan aman,” lanjut gadis yang mengenakan cadar itu.
Menelusuri Jejak Toleransi Faizah: Pesan Paskah yang Membahagiakan
Pada perhentian ke-12, Faizah mengalami momen menarik yang terekam oleh kamera RM. Kejadian itu berlangsung persis di bundaran patung Kristus Raja Kumba.
Ketika itu, ribuan umat Katolik berdoa merenung peristiwa Yesus Wafat di kayu salib. Gadis yang mengenakan burqa itu, sigap berdiri sejajar dengan teman lainnya membentuk pagar pelindung. Persis di depannya, seorang bapak khusuk berdoa, berlutut merenung kisah sengsara Yesus yang berujung kematian-Nya di kayu salib.
Di tangannya seutas Rosario digenggamnya, sambil sesekali jari tangannya bergerak memegang bulir rosario yang dipegang sambil mengucapkan doa Salam Maria berulang kali. Ia begitu nyaman dan khusuk dalam doa. Ia merasa batinnya terlindungi dengan suasana sekitar yang nyaman.
Ya, Faizah yang memberinya situasi aman. Tak sekedar menjaga ketertiban, tapi Faizah dan teman temannya lain berhasil memberi rasa aman dan nyaman bagi peserta doa.