Dalam rentang waktu sangat lama, penduduknya harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan medan yang terjal agar mendapatkan layanan publik seperti sekolah, puskesmas, dan membawa hasil pertanian untuk di pasarkan. Sekarang semua telah berubah, menjadi catatan sejarah bagi generasi-generasi yang telah tinggal di desa Longko. karena akses jalan raya dari dan menuju desa Longko telah dibuka pada tahun 2007 lalu di bawah kepemimpinan Christian Rotok dan Deno Kamelus.
“Pada tahun kedua bapak Christ menjadi bupati,dia pergi ke penti (syukuran kampung)di sebelah kampung Mendo. Saat istirahat di atas bukit, kraeng tua (Christian Rotok) melihat rumah-rumah penduduk di sana. kaling manga beo ho’wa. Tapi toe manga salang,(ternyata ada perkampungan di bawah ini, tetapi tidak ada jalan).Kraeng stef meniru kata-kata Christian Rotok, “Saya ingat betul, tempo dua bulan sejak beliau omong itu, orang pemerintah dari Ruteng sudah datang ukur ini jalan dan langsung buat jalan. Sudah hampir 20 tahun ini jalan, masih kraeng Christ Rotok punya tangan” cerita kraeng Stef warga Longko.
Dulu hanya coba-coba, Kini raup untung jutaan rupiah.
kembali ke cerita Ema Ius, Begitu dia disapa. Ema Ius awalnya menghadapi masalah besar dalam memutuskan apa yang akan dia tanam karena mereka memiliki sedikit lahan. Ada keraguan tentang sulitnya memasarkan hasil panen sayur, selain karena kebiasaan menanam padi yang telah dipraktikkan selama bertahun-tahun.