Manggarai, RMMedia – Sebuah aksi demonstrasi damai oleh warga yang menentang proyek Geotermal di Poco Leok pada hari Selasa, tanggal 20 Juni berakhir dengan kekacauan. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat adanya dorongan antara aparat kepolisian dengan warga.
Beberapa warga yang terlibat dalam aksi tersebut mengaku mengalami kekerasan, di mana 4 orang perempuan dan 5 orang laki-laki ditepuk dan didorong hingga terjatuh ke selokan. Lebih menyedihkan lagi, seorang perempuan dalam aksi tersebut mengaku mengalami pelecehan seksual oleh polisi.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Manggarai, AKBP Edwin Saleh S.I.K M.I.K, dalam wawancara dengan Radio Manggarai, menegaskan bahwa tidak ada tindakan represif yang dilakukan oleh kepolisian dalam aksi tersebut. “Sampai saat ini tidak ada tindakan represif yang dilakukan kepolisian,” ujar Edwin seperti dikutip oleh media online teropong-ntt.com.
BACA JUGA: Dinas Peternakan Manggarai Timur Jalin Kerja Sama Dengan Fakultas Peternakan UNIKA St. Paulus Ruteng
Edwin juga menyatakan bahwa akan dilakukan tindakan hukum terhadap segala bentuk ancaman dan intimidasi terhadap warga Poco Leok, baik yang mendukung maupun menentang proyek tersebut. Hal ini disampaikannya setelah mendapatkan informasi pasca aksi penolakan tersebut. “Kedepannya mungkin akan ada penegakan hukum karena ada informasi dugaan intimidasi dan atau pengancaman terhadap warga yang mendukung pembangunan PLTU panas bumi,” tegasnya.