Perjalanan pastoralnya kemudian membawanya ke pucuk pimpinan global Ordo Agustinus sebagai “Prior Jenderal” selama tiga periode berturut-turut — sebuah prestasi langka yang menandakan kepercayaan besar dari komunitas religius internasional. Di sini, ia membangun kembali kepercayaan pasca-skandal, memperkuat pembinaan imam, dan menjunjung tinggi semangat kepemimpinan lintas budaya.
Pada tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Administrator Apostolik Chiclayo, lalu mengangkatnya sebagai Uskup setahun kemudian. Ia menjadi gembala yang tidak hanya mengenal umatnya, tapi juga jalan-jalan kota mereka. Ia membuka keuangan keuskupan untuk publik, mendekatkan gereja ke pelosok, dan menghidupkan kembali semangat pastoral yang membumi.
Pada 2023, Prevost mendapat tanggung jawab besar sebagai Prefek Departemen Uskup, mengawasi proses pemilihan uskup secara global — posisi kunci dalam arah Gereja universal.
Kejutan Konklaf dan Awal Kepausan Leo XIV
Dengan pengunduran diri Paus Fransiskus awal 2025, para kardinal mencari sosok yang memiliki sensitivitas pastoral, pengalaman global, dan integritas spiritual. Pada hari ketiga konklaf, mereka menemukannya pada diri Robert Prevost. Ia terpilih sebagai Paus dan mengambil nama Leo XIV, merujuk pada Leo XIII — Paus pembela buruh dan keadilan sosial.