Manggarai,RMMedia – Elias Ndala, tenaga kesehatan (Nakes) non-ASN yang telah mengabdi sejak 2011 di Puskesmas Wa Codi, Cibal Barat, menjadi sorotan setelah ia mengungkapkan kisahnya sebagai satu-satunya Nakes dari 249 yang tidak dipanggil kembali oleh Bupati nonaktif Herybertus G.L. Nabit. Dalam wawancara eksklusif dengan radiomanggarai.com, Elias menceritakan secara rinci peristiwa yang berujung pada pemecatan massal Nakes pada Februari 2024.
Menurut Elias, pemecatan tersebut bermula dari aksi damai Nakes non-ASN yang bertujuan mempertanyakan kejelasan kontrak kerja mereka. Elias Ndala menjelaskan bahwa dirinya diundang untuk bergabung dalam grup WhatsApp bersama rekan-rekan Nakes lain tanpa mengetahui siapa inisiatornya.”Perjuangan kami murni untuk kesejahteraan, tidak ada yang menyuruh atau menunggangi gerakan kami,dan satu lagi pak, itu bukan demonstarsi.Kami tidak teriak – teriak.Kami tidak pakai pengeras suara”tegas Elias.
Pada Februari 2024, Elias bersama Nakes lain menemui Sekretaris Daerah untuk menanyakan kelanjutan Surat Perjanjian Kerja (SPK) mereka yang berlaku hingga 28 November 2023. Namun, mereka mendapat jawaban bahwa keputusan tersebut masih berada di meja bupati. Seminggu kemudian, seluruh 249 Nakes dipanggil untuk menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Manggarai. “Kami berharap RDP itu akan memperkuat usulan kenaikan upah dan kelanjutan kontrak, tetapi justru kami dituduh terlibat dalam gerakan politik,”ujar Elias.