“Kami menjualnya tidak sampai ke Pasar Ruteng, tapi kami menjualnya di sekitar ini dengan harga Rp15.000 per kilogram. Ada juga yang per karung,” sebutnya.
Kerugian
Menurunnya produksi padi pada musim ini membuatnya kehilangan 720 kilogram beras. Karena, dari 18 karung gabah bisa menghasilkan 720 kilogram beras.
Leo berkata, jika jumlah itu dikalikan dengan harga Rp15.000, maka total kerugiannya sebesar Rp10.800.000.
“Itu baru hasil selama ini yang hilang. Belum uang garap sawahnya sampai panen dengan total Rp8.000.000,” sebutnya.
Menurutnya, ketika diakumulasikan maka boleh dikatakan hasil panen kali ini masih buntung, tanpa untung. Misalkan, sebelumnya ia menghasilkan 1.800 kilogram beras dari 30 karung gabah.
Terhadap masalah itu, ucapnya, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pernah memberikan bantuan obat, tapi para petani berani menolaknya. Sebab, pengalaman sebelumnya jika diberi obat, maka tikus tidak hanya makan padi, juga menyerang tanaman lain seperti hortikultura yang di sekitar persawahan.