“Saat ini NTT dililit utang yang menumpuk. Kalau saya tidak salah informasi , NTT harus membayar bunga plus pokok utang sebesar tiga ratusan miliar perbulan. Itu artinya, NTT mengalami defisit anggaran yang cukup besar,” jelasnya.
“Selain itu, informasi lain adalah 12 OPD hanya bisa membayar listrik, telepon dan internet saja. Untuk perjalanan dinas mereka sudah tidak ada dana lagi,” lanjutnya,
Dari dua situasi itu, mau tidak mau menurut sebastian, NTT harus mencari pemimpin yang punya kompeten, berintegrasi tinggi terutama dalam manajemen pengelolaan anggaran yang bisa membawa NTT keluar dari situasi krisis itu.
“Dengan situasi yang sulit seperti ini, NTT membutuhkan pemimpin yang kompeten, memiliki integritas tinggi, dan berkomitmen kuat untuk membawa NTT keluar dari jurang krisis ini,” tambah Sebastian
Sebastian menganggap bahwa seorang pemimpin yang terpilih jika cuma sekadar menjalankan roda pemerintahan yang biasa-biasa saja, tidak punya kemampuan melakukan financial enginering misalnya, itu mustahil NTT dapat keluar dari jebakan persoalan keuangan.