Paus Fransiskus: jangan lelah berlayar dan menebarkan jalamu, jangan lelah bermimpi dan membangun peradaban perdamaian
Dalam misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Pada Kamis, (5/9/2024), Paus Fransiskus Kembali menyejuk hati umat yang hadir melalui pesan -pesan yang termuat dalam kotbahnya.
Berikut isi kotbah Paus edisi terjemahan sebagaimana yang dikutip pada harian Kompas, dan Kompas.id
Perjumpaan dengan Yesus mengundang kita untuk menghidupi dua sikap mendasar yang memampukan kita menjadi murid-murid-Nya: yaitu mendengarkan sabda dan menghidupi sabda.
Pertama, mendengar sabda, karena semua hal berasal dari mendengarkan, dari membuka diri kita kepada-Nya, dari menyambut anugerah berharga dari persahabatan dengan-Nya. Lalu, penting untuk menghidupi sabda yang telah kita terima, bukan sekadar menjadi pendengar yang sia-sia dan menipu diri kita sendiri (Yakobus 1:22); untuk tidak mengambil risiko sekadar mendengar dengan telinga tanpa membuat sabda itu masuk ke dalam hati dan mengubah cara pikir kita, cara merasa, dan bertindak. Sabda yang dianugerahkan, dan yang kita dengar, butuh untuk menjadi kehidupan untuk mengubah kehidupan, untuk berinkarnasi di dalam hidup kita.