Colol, RMMedia – Event Festival Kopi Lembah Colol yang dilaksanakan pada tanggal 13-15 Juni 2023, menjadi ajang pertemuan bagi semua elemen terutama pecinta kopi untuk berbagi informasi serta membicarakan isu dan hal strategis tentang kopi.
Hal strategis yang dimaksud adalah soal bagaimana menjaga kualitas kopi Lembah Colol yang sudah terkenal dan menjadi nomor 1 dunia dalam lomba yang berlangsung di Swiss pada tahun 2015.
Demikian disampaikan Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam sambutan pembukaan Festival Kopi Lembah Colol yang berlangsung di Kampung Biiting, Desa Wejang Mali, Kecamatan Lamba Leda Timur pada Rabu, (14/06).
“Festival kopi yang berlangsung pada hari ini merupakan sarana pertemuan yang sangat strageis bagi para pencinta kopi terutama para Petani, pedagang, LSM dan pemerintah, untuk terus berbagi informasi tentang dan semua isu isu dan hal strategis lainnya tentang Kopi” ungkap Agas dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, agas mengingatkan agar dengan adanya event ini, semua elemen terutama petani kopi, ada tanggungjawab yang harus diemban yakni bagaimana memelihara budayanya, menjaga tradisi, merawat alamnya dan mempromosikan sikap keramahan yang menjadi karakter masyarakat Lembah Colol.
“Ketika kita membawa kopi pada ruang pariwisata, itu karena kita menyadari bahwa bukan semata-mata tentang biji dan tepung kopi. Tetapi bagaimana supaya kopi harus memiliki nilai tambah. Karenanya, tanggungjawab kita adalah memelihara budaya, menjaga tradisinya serta merawat alamnya dan juga mempromosikan keramahan kita,” lanjut Agas mengingatkan.
Menjawab soal keluhan beberapa petani terkait mulai menurunnya produktivitas kopi di daerah tersebut, Agas mengungkapkan bahwa itu menjadi tugas dan pekerjaan rumah bersama yang harus diselesaikan dalam mencari solusinya. Tugas pemerintah lanjutnya adalah mendampingi, dan memberikan pelatihan serta mengedukasi tentang cara bertani yang ramah lingkungan
“Walaupun produktivitas kopi di Lembah Colol masih tinggi, namun beberapa petani mengeluhkan produktivitas yang mulai menurun dan ini tentunya harus menjadi perhatian bersama dan peran pemerintah bersama seluruh stakeholder terkait lainnya diharapkan dapat membantu melakukan pendampingan, pelatihan dan edukasi tentang cara bertani yang ramah lingkungan,” ungkap Bupati Agas.
Selain itu, hal lain yang perlu diingat dan dilakukan para petani kopi adalah perlunya memulai belajar soal perubahan iklim yang kemudian erat kaitannya dengan penyesuaian terhadap pola tanaman serta menentukan varietas (jenis) tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca dan iklim serta mengurangi penggunaan bahan kimia dan pupuk buatan yang dapat merusak lingkungan.
Terpisah, Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina menyampaikan, potensi pasar kopi ke depannya akan semakin luas, sehingga ke depannya ia berharap, selain produk kopinya, Lembah Colol sendiri dapat makin mengukuhkan identitasnya sebagai penghasil kopi dengan kualitas terbaik di dunia.
“Sebagai salah satu mitra dalam penyelenggaraan festival ini kami berharap masyarakat Lembah Colol dapat terus konsisten menjaga dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi colol agar dapat terus mengisi pasar kopi dunia dan melalui penyelenggaraan festival ini kami harapkan dapat menambah pilihan wisatawan untuk beraktivitas di destinasi dan menambah lama tinggal dan belanja wisatawan,” ungkap Shana.