Nasional – RM Media, Calon Presiden potensial Anies Baswedan menghadiri forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan oleh Partai NasDem. Dalam acara yang disebut ‘Chief Editors Meeting bersama Mas Anies Baswedan’, Anies dibicarakan tentang isu politik identitas yang sering menyerang dirinya.
Anies menyatakan bahwa politik identitas tidak dapat dihindari. Dalam kontestasi politik, setiap kandidat yang bersaing selalu memiliki identitas yang melekat pada dirinya.
“Politik identitas adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Misalnya, jika ada calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender,” ujar Anies di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (17/3/2023) malam.
BACA JUGA : Pegang Golden Ticket, Tidak ada Peta Koalisi yang Jelas Sampai PDIP Tentukan Capres
Sama halnya ketika ada dua kandidat yang berasal dari suku yang berbeda, pendukung kubu masing-masing kemungkinan akan berfokus pada isu perbedaan suku. Fenomena ini sering terjadi dalam pemilihan umum.
Anies juga mengingat kembali peristiwa yang terjadi pada Pilkada DKI 2017. Saat itu, pasangan Anies-Sandiaga Uno bertarung melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat yang memiliki latar belakang agama yang berbeda. “Pada tahun 2017, para kandidat memiliki agama yang berbeda. Oleh karena itu, yang terlihat adalah identitas agama. Hal ini akan terus terjadi selama kandidat memiliki identitas yang berbeda, baik itu berdasarkan gender, suku, atau agama,” jelas Anies.
YOUTUBE : Bawaslu Manggarai temukan sejumlah masalah terkait dokumen Pemilih.
Anies mengatakan bahwa penting bagi setiap calon yang bersaing dalam pemilu untuk memiliki kedewasaan. Baik calon yang menang maupun yang kalah harus memiliki sikap yang dewasa. Setelah pemilu selesai, kedua kubu harus menemukan titik temu.
“Yang menang harus merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah harus mengakui kekalahannya,” katanya.
Bagi Anies, tidak masalah jika ada orang yang tidak menyukainya, bahkan karena perbedaan identitas. Namun, ia selalu mengajak orang-orang yang kompeten di bidangnya masing-masing untuk bekerja sama dalam membawa perubahan yang lebih baik.
“Doesn’t matter if you don’t like me, tidak masalah jika anda tidak suka dengan saya. Tapi saya akan selalu mengajak siapapun untuk berdiskusi, bersama-sama membangun gerakan-gerakan yang kontributif membawa perubahan,” ujarnya.
Acara diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Anies ke Jatim. Hari ini, Anies dijadwalkan akan mengunjungi panti asuhan, sentra UMKM eks lokalisasi Dolly, dan berkunjung ke para ulama di Madura.