Regional NTT, RMMedia – Pernyataan Presiden Jokowi tentang maraknya impor pakaian bekas luar negeri yang mengganggu industri tekstil Indonesia pada 15 Maret lalu kini membangkitkan sejumlah temuan-temuan lama terkait praktik penyeludupan pakaian bekas ke Indonesia.
Salah satu temuan tersebut menunjukkan bahwa Nusa Tenggara Timur kini menjadi salah satu pintu masuk baru pakaian bekas dari luar negeri. Hal ini pernah diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, Oktober 2022 lalu.
Saat itu, Veri Anggrijono mengatakan Indonesia Timur kini menjadi tempat masuk baju bekas dari luar negeri. Wilayah Indonesia Timur dipilih karena kurangnya pengawasan, terutama di wilayah laut.
BACA JUGA : Impor Pakaian Bekas Rusak Industri Tekstil, Jokowi Geram
“Memang kadangkala pelaku-pelaku usaha nakal ini sangat menganggu, terutama di industri garmen kita. Yang teridentifikasi dari wilayah timur sekarang. Tadinya kan wilayah-wilayah Sumatera, sekarang sudah ada di wilayah Timur. Wilayah timur dari wilayah Nusa Tenggara, dari Manado, yang berbatasan dengan laut-laut lepas,”
Veri mengatakan pengawasan yang mulai diperketat di wilayah Barat seperti Sumatera membuat importir pakaian bekas berpindah tempat dan memilih Indonesia Timur yang belum ketat pengawasannya, terutama di wilayah laut.